Jan Pieterszoon Coen peletak dasar imperialisme dan Kolonialisme

Jan Pieterszoon Coen imperialisme dan kolonialisme
Jan Pieterszoon Coen
 Jan Pieterszoon Coen (1679-1629) peletak dasar imperialisme dan Kolonialisme - Imperialisme diartikan sebagai gold, glory dan gospel yaitu semboyan kuno yang berarti kekayaan, kejayaan, dan agama. Sedangkan kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, sehingga kekuasaan tersebut mendominasi diluar sebuah negaranya. Jan pieterszoon coen atau J.P coen adalah peletak dasar imperialisme dan kolonialisme. Pada masa itu J.p coen menjabat sebagai gubernur VOC.

Jan Pieterszoon Coen imperialisme dan kolonialisme

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah Perusahaan Hindia Timur Belanda yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 dengan tujuan monopoli aktivitas perdagangan di Asia. Belanda memberikan hak oktroi memberikan hak oktroi atau hak istimewa kepada voc diantaranya :
  • Hak monopoli
  • Hak untuk membuat uang
  • Hak untuk mendirikan benteng
  • Hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia
  • Hak untuk membentuk tentara

J.P Coen adalah gubernur VOC pada masa itu. Dia banyak mengeluarkan kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia diantaranya sistem perdagangan dan memonopoli setiap perdagangan yang ada diindonesia. Hancurnya ekonomi rakyat Indonesia dan hilangnya kesejahteraan masyarakat yang pada masa itu masih dalam kondisi penjajahan belanda.

Selain itu dampak dari kebijakan yang dilakukan oleh Jan Pieterszoon Coen adalah pemusnahan etnis disebabkan oleh ketidakmampuan bangsa belanda menjual pala dengan harga yang lebih murah padahal belanda sudah mengontrol Maluku selama 20 tahun. Etnis yang dimusnahkan adalah penduduk asli pulau banda.

Sekitar 2500 penduduk banda tewas kelaparan dan dihukum mati dengan cara dipancung. Ini tampak dari pemusnahan ras atau etnis penduduk banda. Tampak terlihat mayat-mayat bertaburan diseluruh pulau banda. Pembantaian lebih kejam terjadi pada minggu kedua April 1621, hanya dalam waktu satu minggu 1200 – 1300 penduduk Banda tewas dibantai, dan dengan bangga Coen melaporkan kepada Heren XVII “Seluruh orang aborigin dari Banda sudah mati karena perang, kelaparan dan kekurangan. Hanya sedikit yang bisa lolos dan mengungsi ke tempat lain” (Ewald Vanvugt; 1996). Coen memaksa penduduk banda dibawah ancaman untuk menandatangani kontrak pala hanya dengan VOC tidak dengan inggris.

Komentar